Beyond Monetisasi
Kemampuan monetisasi mencerminkan kecerdasan seseorang dalam mengarungi kehidupan tidak hanya bagi pebisnis juga bagi selain pebisnis sebagaimana dibahas pada TELAAH edisi 240518.monetisasi itu sebenarnya dapat ditampung. Sekali lagi ,menyiapkan wadah agar rezeki yang telah ditetapkannya dapat ditampung. Sekali lagi menyimpakan wadah mulai dari semangkok sampai sebendungan terhadap air yang jatuh atau mengalir dari atas adalah cerdas. Sementara banyak orang karena tidak menyiapkan wadahnya, air menjadi berceceran.
Jika monetisasi adalah termasuk jenis KERJA CERDAS, urutan berikut nya adalah KERJA IKHLAS bagaimana mengkonkritkan kerja ikhlas tersebut? Kalau monetisasi menghitung jumlah proflt atau penghasilan yang akan diterima maka kerja ikhlas menghitung zakat yang akan diberikan. Keduanya sama-sama didisain di depan bedanya monetisasi mendisain yang akan diterima sedangkan zakat mendisain yang akan dikeluarkan. Menoteisasi menakar wadah sedangkan zakat maenakar air atau rezeki yang akan masuk. Monetisasi urusan akal zakat urusan qalbu.
Jika kita menetapkan zakat yang akan diberikan tahun ini sebesar 12,5 juta, karena zakat sebesar 2,5% maka nilai 100% menjadi 500 juta inilah yang dimaksud menakar air atau rezekinya. Maka doanya menjadi yaa rabb, mampukanlah hamba untuk berzakat 12,5 juta tahun ini tidak perlu dibilang lagi artinya kita berdoa untuk dapat uang 500 jta pada tahun ini.
Sesungguhnya KERJA KERAS, KERJA CERDAS, dan KERJA IKHLAS dapat dilakukan bersamaan. Jadi sempurnanya begini: tetapkan social roles iktiarkan profesi yang dipilih hingga jalan yang dipilih (satu dianatar tarif,prestasi,laba, rating,dan gaji) mewujud otomatis KKM (kesungguhan kebiasaan sesuai makanan) istiqomah dijalankan disain monetisasi dipikirkan sebaik mungkin dan qalbu secara paralel memulai dengan mengazzam kan secara kuat target zakat yang akan dikeluarkan,insya allah akan hidup bahagia dunia akhirat.
Referensi
Telaah bapak farid poniman, penemu STIFIn