*JAKARTA -* Ketua Asosiasi Promotor STIFIn (APS) Solver Reza beserta Solver Dhey, Solver Runny dan Promotor Pak Edy melakukan kunjungan informal dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat periode 2020-2025 Dr. Jeje Zaenudin di Ma’had Utsman bin Affan Jakarta, Kamis (10/12) pagi.
Dimata sebagian pegiat STIFIn, nama Dr. Jeje Zaenudin sebetulnya tidaklah asing. Beliau pernah menulis dan mempublikasikan artikel singkat tentang STIFIn pada 17 Februari tahun 2018 melalui https://www.persis.or.id/menentukan-bakat-dan-kemampuan-melalui-sidik-jari.
Dalam diskusi informal ini, wakil ketua umum Pimpinan Pusat PERSIS (Persatuan Islam) yang sekaligus juga pemilik Personality Genetik (PG) Intuiting ekstrovert (Ie) ini menegaskan bahwa al Qâfah atau al Qiyafah yaitu menetapkan hubungan nasab seseorang kepada bapaknya dengan meneliti tanda-tanda garis-garis kulit pada tangan, kaki, wajah dan sebagainya *berbeda* dengan al Kuhânah (perdukunan/peramalan). Rasulullah mengharamkan perdukunan dan mengharamkan bertanya kepada mereka. Sementara beliau menyetujui metode al Qâfah.
Dari uraian diskusi yang berlangsung tidak kurang dari 2 jam itu terjawablah sudah bahwa upaya mengungkap potensi seseorang lewat sidik jari menggunakan teknologi _fingerprint reader_ adalah *diperbolehkan* dan bukanlah termasuk kategori meramal yg dihukumi haram menurut syariat Islam.