Mengapa Harus Bercerai?
Perceraian memang pahit. Pada sebagian pasangan menjadi seperti tidak bisa dihindari. Stastistik perceraian semakin meningkat dari tahun ke tahun. Apa sebenarnya yang yang berlaku di tengah-tengah masyarakat. Mengapa mereka hsrus bercerai?
Pakem yang sudah di ketahui bersama adalah orang baik untuk orang baik, orang jahat..jadi perjodohan itu pada dasarnya harus sekufu (selevel). Ketikdaksekufuan akan menyebabkan terjadi perceraian. Meski sekufu pun bisa saja terjadi perceraian. Yaitu di kalangan yang tidak kuat memegang amanah kemuliaan pernikahan. Danini seharusnya tidak terjadi pada kalangan yang kuat.memgang amanah pernikahan. Pasangan-pasangan shaleh faktanya lebih sedikit mengalami percerai.
Apakah wajar jika angka perceraian tinggi? Generasi berikutnya yang generasi dari keluarga shaleh. Limpahan kasih sayang orang tua akan menyebabkan anak-anak akan tumbuh menjadi sehat. Mental sebaliknya generasi broken home akan berpeluang menghasilkan kelainan mental. Ini akan menimbulkan bom waktu biaya sosial yang tinggi. Termasuk ledakan jumlah single mom yang semakin banyak padahal bahayanya para single-mom yang di sebabkan perceraian (bukan yang ditinggal mati suaminya) akan menjadi lebih sulit karena telah ke hilangan pintu surga. Keberadaan suami menjadi pintu surga bagi para istri. Maka hindarilah terjadi perceraian kepada semuanya akan merugikan.
Hasil temuan lapangan dari para pegiat STIFIN persoalan terbesar yang menjadi sebab perceraian adalah urusan kasur yang gak beres, merembet ke komunikasi dan pembagian tugas. Semua itu akan lebih mudah dipetakan menggunakan konsep score of spouse,score of lovw,score of sex,dan score-score lainnya dalam skema STIFIN dengan demikian sebab gap vertikal (perbedaan kufu ) dan horisontal (perbedaan genetik) dapat dipetakan dengan baik untuk bisa menurunkan angka percerain.
Referensi
Telaah bapak farid poniman, penemu STIFIn