OTAK DAN TEORI KEPEMIMPINAN
Otak dan Teori Kepemimpinan
oleh : Monde Ariezta
Kepemimpinan adalah sebuah keniscayaan. Di mana pun, kapan pun, harus ada sebuah kepemimpinan. Baik itu dalam sebuah kelompok besar, kelompok kecil, lima orang, tiga orang, dua orang, bahkan saat satu orang itu sendiri.
Kepemimpinan adalah peran, fungsi utama manusia, sekaligus kewajiban manusia. “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi“ (QS. Al-Baqarah : 30). Saat ada beberapa orang, harus diangkat pemimpin agar terjadi pergerakan ke arah yang lebih baik. Jika ada lebih dari satu pemimpin, yang terjadi adalah adanya matahari kembar, konflik, bentrokan di tempat, dan tidak kemana-mana. Malah tidak ada pergerakan ke arah yang lebih baik.
Begitu pun bagi seorang manusia, dia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri. Ia harus menggunakan segala apa yang sudah Allah SWT anugerahkan padanya sebagai alat untuk memimpin dirinya. Hati, lisan, tindakan, harus ada dalam kendali kepemimpinan dirinya (self-leadership). Kepemimpinan harus terjadi, sebab setiap diri kita akan dimintai pertanggungjawabannya atas apa yang kita pimpin.
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya. Imam (kepala negara) adalah pemimpin yang akan diminta pertanggungjawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin di dalam urusan rumah tangga suaminya dan akan diminta pertanggungjawaban atas urusan rumah tangga tersebut. Seorang pembantu adalah pemimpin dalam urusan harta tuannya dan akan diminta pertanggungjawaban atas urusan tanggung jawabnya tersebut.” (HR. Bukhari No. 2232)
Islam sangat peduli terhadap persoalan kepemimpinan. Jika kepemimpinan sangat dianggap penting oleh Islam di segala aspek kehidupan, maka dalam teori belahan otak dominan, sudah semestinya pula ada kepemimpinan. Itulah mengapa STIFIn sangat memegang teguh prinsip ini sehingga muncullah istilah fokus-satu-hebat.
Jadi, dalam otak pun berlaku teori kepemimpinan. Meskipun manusia dibekali 5 belahan otak sehingga memiliki 5 kecerdasan utama, tetap harus satu yang dijadikan pemimpin. Tidak bisa dua, tiga, apalagi dimaksimalkan kelima-limanya. Selain menyalahi fitrah, itu sangat bertentangan dengan teori kepemimpinan dalam Islam.
“Apabila terdapat tiga orang dalam sebuah perjalanan, maka hendaknya mereka menunjuk salah seorang dari mereka sebagai pemimpin.” (HR. Abu Dawud No. 2609)
Sejak awal STIFIn menganut single intelligence atau kecerdasan tunggal, bukan multiple intelligence atau kecerdasan majemuk, sebab STIFIn selalu merujuk pada teori-teori fitrah yang disampaikan Islam (dalam hal ini teori kepemimpinan), bukan teori Barat.
Ketika Anda menggunakan konsep STIFIn dengan kacamata kecerdasan majemuk, misal anak Anda kecerdasan Sensing-nya diberi investasi, Thinking-nya dikursuskan, Feeling-nya dilatih juga, lalu setelah itu dilihat mana yang berkembang baru nanti difokuskan, kasihan anak Anda seperti kelinci percobaan. Secara filosofi, tidak ada kata-kata “difokuskan” dalam teori kecerdasan majemuk. Hanya di STIFIn yang berani menyebut “fokus-satu-hebat”, kecerdasan yang lainnya yang kita punya abaikan saja. Jika ingin melatih sebatas menambah skill atau kompetensi silakan saja, tapi tidak sampai pada level memimpin atau menyaingi pemimpin yang sebenarnya. Fokus pada pemimpin otak yang dominan, agar semuanya menjadi simpel dan tidak menimbulkan “konflik otak” atau “konflik kecerdasan”.
Jika Anda memang peduli dengan menjunjung tinggi nilai-nilai fitrah atas sesuatu yang ada dalam diri kita, jadikanlah kepemimpinan di antara bagian yang lain. Bagian mana di otak kita yang harus dijadikan pemimpin? Islam telah mensyariatkan bahwa yang terbaik di antara yang lain yang harus dijadikan pemimpin sebagaimana diterangkan di hadits berikut :
“Bila kamu memilih seseorang jadi pemimpin, padahal kamu tahu ada orang yang lebih baik daripadanya, maka sungguh kamu telah mengkhianati Allah SWT, Rasulullah SAW, dan orang-orang yang beriman.” (HR. Al-Hakim)
STIFIn dapat memberi Anda informasi, belahan mana di otak Anda yang terbaik dan dominan yang lebih pantas menjadi pemimpin bagi belahan otak yang lain.