Peran Manusia Digantikan Mesin
Mesin telah banyak menggantikan tenaga manusia. Mulai dari hal kecil, kedai dobi untuk cuci baju sendiri tersedia hampir disetiap blok 24 jam nonstop. Alibaba sudah membuat dealer atau showroom tanpa ada 1 orangpun yang bekerja. Mekanisasi dipabrik akan semakin canggih. Peran-peran tenaga profesional dan expert pun akan digantikan oleh artificial intelligence (AI)
Persoalan lain, jumlah wanita yang siap nikah jauh lebih banyak dari jumlah pria siap nikah. Jumlah perceraian meningkat. Tiba-tiba banyak single-mom disekotar kita. Jumlah wanita siap nikah melonjak drasits. Belum lagi perkara ini selesai, ditambah lagi dengan hadirnya “sophia”. Robot wanita pertama yang diberi kewarganegaraan penuh oleh saudi arabia. Dampaknya akan begitu besar. Karena sophia-sophia baru dalam jumlah besar bisa diproduksi massasl dalam sekejap. Bukan hanya ledakan jumlah sophia, juga perannya yang akan menggantikan peran istri.
Kehadiran teknologi robotik dan AI tersebut bisa ditolak namun jangan sampai menjadi tragedi kemanusiaan.
Apa yang perlu dilakukan dari sisi kita sebagai manusia? Yaitu, menaikkan peran-peran khusus yang tidak akan bisa disubtitusi oleh robot dan AI. Genetika manusia tidak akan pernah bisa ditiru dan diproduksi. Karena dalam setiap diri manusia telah dititupkan rohnya ketika masih janin. Hanya pada bagian inilah yang nantinya tidak bisa digantikan. Maka, mulailah kita memaksimalkan peran genetika kita khususnya dalam meningkatkan peran jiwa dan ruhiah manusia sebagai khalifahnya.
Referensi
Telaah bapak farid poniman, penemu STIFIn