oleh : Monde Ariezta
Bagi Anda yang telah mengenal lebih dalam tentang STIFIn, tentu sudah tahu bahwa terdapat 5 warna utama yang diidentikkan kepada 5 Mesin Kecerdasan yang ada di STIFIn. Merah diidentikkan kepada Sensing, Hitam diidentikkan kepada Thinking, Biru diidentikkan kepada Intuiting, Hijau diidentikkan kepada Feeling, dan Kuning diidentikkan kepada Insting. Adakah arti dibalik warna-warna tersebut bagi setiap Mesin Kecerdasan secara psikologis maupun filosofis? Tentu saja ada.
Jagat raya penuh dengan warna. Segala sesuatu di alam semesta merespons warna, termasuk benda-benda ciptaan Tuhan, binatang, dan tumbuhan. Setiap manusia pun, termasuk atom serta sel-sel di dalam tubuh manusia, merespons vibrasi warna tertentu. Warna pun dapat memancarkan frekuensi energi murni, entah itu energi baik atau energi jahat. Sehingga pada beberapa kasus, warna dapat digunakan untuk membantu proses penyembuhan psikologis, mental, dan spiritual seperti yang selama ini sudah digunakan oleh berbagai pihak seperti rumah sakit dan rumah terapi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Sementara di satu sisi, warna dapat mempengaruhi seseorang bertindak melakukan sesuatu yang baik maupun yang buruk.
Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini adalah energi. Begitupun warna, ia adalah energi dan mengandung energi. Energi dapat menggerakkan atau mempengaruhi suatu bentuk energi yang lain. Energi dapat digunakan secara efektif jika kualitas yang dikandung oleh setiap warna dipahami dengan baik. Maka dari itu, dengan mempelajari serta menggunakan warna, kita bisa menggunakannya demi tujuan yang bermanfaat.
Masing-masing sudah ditentukan warnanya secara alami, dan masing-masing saling memberikan makna serta pengaruh. Mengapa dedaunan pada umumnya berwarna hijau? Mengapa kayu dan tanah identik dengan warna coklat? Mengapa warna merah yang dijadikan branding suatu produk makanan dapat membuat orang yang melihatnya lebih merasa lapar? Apa jadinya jika jenazah dipakaikan kain kafan berwarna kuning atau ungu? Mengapa organ dalam tubuh manusia dominan berwarna merah dan jika bermasalah berubah menjadi warna biru, ungu, atau menghitam? Jika ada komunitas pesulap A yang menggunakan warna dominan hitam dan komunitas pesulap B yang menggunakan warna dominan kuning, orang akan lebih langsung percaya ke komunitas mana bahwa mereka adalah kelompok pesulap, A atau B? Apapun jawaban logis kita atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, saya yakin di balik jawaban-jawaban tersebut mengandung makna sehingga aturan tersirat yang ada pada warna-warna tersebut perlu kita patuhi dan maknai. Itulah warna. Memberikan makna, pengaruh, komunikasi, energi, dan simbol. Warna adalah identitas.
Jika warna adalah identitas, maka wajar jika STIFIn pun menggunakan makna warna untuk membantu orang-orang memahami siapa dirinya. Selain itu, STIFIn pun berharap warna-warna tersebut akan memberikan pengaruh psikologis, filosofis, mental, maupun spiritual kepada masing-masing Mesin Kecerdasan agar mereka semakin muncul identitas dan potensi terbesarnya, serta membuat mereka bergerak ke arah yang lebih baik.
Merah adalah warna yang mengandung frekuensi energi besar dan membangkitkan, sangat sesuai mewakili karakter seorang Sensing yang penuh energi dan terus bergerak. Hitam adalah warna yang mengandung frekuensi energi kekuatan, perlindungan terhadap prinsip, dan martabat, sangat sesuai mewakili karakter seorang Thinking yang kokoh, defensif, dan bertahta. Biru adalah warna yang mengandung frekuensi energi yang meluaskan, mengaktifkan intuisi, dan ketenangan, sangat sesuai mewakili karakter seorang Intuiting yang memberikan keluasan ilmu pengetahuan, intuitif, dan senang menyendiri dari keramaian. “Melalui warna biru, kita berusaha keras menerka kedalaman lautan atau tingginya angkasa. Jadi Tuhan berbicara kepada manusia melalui warna biru.” (Corinne Heline:1964). Hijau adalah warna yang mengandung frekuensi energi yang menumbuhkan, memperbaharui, melahirkan kembali, dan simpatik, sangat sesuai mewakili karakter seorang Feeling yang memiliki bakat menumbuhkan seseorang atau ekosistem lewat kepemimpinannya, memperbaharui apa yang sudah rusak dengan dorongan jiwanya untuk selalu membuat segala sesuatu hidup (itulah mengapa orang Feeling sering menganggap segala sesuatu hidup, sampai benda-benda kesayangan pun diberi nama), dan memiliki jiwa simpatik. Kuning adalah warna yang mengandung frekuensi energi yang mencerahkan, merangsang sistem saraf, dan memberikan energi kebahagiaan, sangat sesuai mewakili karakter seorang Insting yang menyukai pertumbuhan (growth) layaknya matahari yang memberikan energi pertumbuhan, refleks (responsif dan otomatis), dan secara alami mencari kebahagiaan. Warna ini melambangkan reaksi cepat atas sesuatu (responsif) dan sering dihubung-hubungkan dengan otak tengah.
Mungkin betul ada warna lain yang bisa jadi dapat dikaitkan ke dalam identitas setiapMesin Kecerdasan. Hanya saja bagi saya, Farid Poniman sebagai penemu konsep STIFIn sudah betul dan pas menentukan warna-warna tersebut untuk mewakili setiap Mesin Kecerdasan. Sedangkan warna lain dapat digunakan sebagai identitas sekunder atau pelengkap bagi Mesin Kecerdasan. Warna orange yang selalu dikaitkan dengan lambang kreativitas, silakan dapat digunakan sebagai identitas lain bagi orang Intuiting. Warna ungu yang selalu dikaitkan dengan lambang spiritual, kejiwaan (psikologi), atau indigo, silakan dapat digunakan sebagai identitas lain bagi orang Insting dan/atau Intuiting. Warna nila yang selalu dikaitkan dengan intuisi, silakan dapat digunakan sebagai identitas lain bagi orang Intuiting. Warna putih yang selalu dikaitkan dengan lambang spiritual, kesucian, dan harmoni (karena sebagai penyatu sekaligus pemilik berbagai warna), silakan dapat digunakan sebagai identitas lain bagi orang Insting. Warna coklat yang selalu dikaitkan dengan kehangatan, praktis, membumi, dan cermat, silakan dapat digunakan sebagai identitas lain bagi Insting dan/atau Sensing. Warna abu-abu yang selalu dikaitkan dengan kenetralan, kepandaian, simplicity, konvensional, dan dinamis-formal, silakan dapat digunakan sebagai identitas lain bagi orang Thinking. Warna emas dan perak sebagai warna-warna mulia, kekuatan, elegansi, kharisma, dan pengaruh, silakan dapat digunakan sebagai identitas lain bagi Thinking.
Penggunaan Warna sesuai Mesin Kecerdasan
Setelah memahami bahwa warna mengandung frekuensi energi yang dapat mempengaruhi psikologis, filosofis, psikis, mental, dan spiritual, yang akhirnya menjadi identitas suatu keadaan, karakter, pemikiran, dan tata budaya, maka bukan tidak mungkin warna dapat digunakan lebih jauh untuk kebermanfaatan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya bagi setiap pemilik Mesin Kecerdasan. Apa saja yang dapat dilakukan oleh warna? Terapi, memberikan kekuatan/pengaruh/dorongan, penguatan identitas atau jatidiri, maupun digunakan sebagai hobi atau warna kesukaan. Kesemuanya dapat diterapkan pada aspek psikologis, psikis, mental, dan spiritual seseorang.
Dalam hal terapi, banyak sekali penelitian dan praktek penggunaan warna untuk memperbaiki kualitas diri dan kesehatan. Sebagai contoh, warna merah dapat digunakan untuk mengatasi anemia, sirkulasi darah yang buruk, dan kekurangan energi. Caranya? Sering-sering lihat warna merah, bisa digunakan sebagai warna baju dominan, warna cat ruang kamar, dan sebagainya. Konsep sederhananya, gunakan warna-warna sesuai karakter Mesin Kecerdasan untuk terapi. Misal, orang Sensing yang semestinya rajin, karena ada suatu hal membuatnya menjadi pribadi yang lebih sering malas, coba gunakan warna merah dalam kehidupan sehari-hari. Orang Thinking perbanyak menggunakan warna hitam untuk memperkuat kekuatan, dominasi, dan kharismanya. Orang Intuiting sering-sering menggunakan warna biru untuk memperkuat intuisi, imajinasi, kreasi, dan dorongan mendalami ilmu yang banyak. Feeling dapat menggunakan warna hijau untuk memperkuat jiwa kepemimpinan, perasaan, simpatik, mood, dan kenaturalan dirinya. Insting yang dirasa kurang cepat tanggap dan merasa jauh dari kebahagiaan, perbanyaklah berinteraksi dengan warna kuning.
Warna tersebut juga dapat mempengaruhi Mesin Kecerdasan lain. Melalui pemahaman konsep STIFIn yang baik terutama teori Sirkulasi STIFIn (teori Segilima STIFIn) dimana ada hubungan mendukung dan menaklukkan, kita akan mengimprovisasi penggunaan warna bagi Mesin Kecerdasan lain. Sebagai contoh, istri saya yang Sensing dulu sering susah tidur (insomnia) waktu masih tinggal di rumah orangtuanya. Setelah tinggal di tempat saya, ia lebih mudah tidur dan lebih nyenyak. Setelah diteliti, ternyata warna cat kamar tidurnya yang dulu adalah warna merah, dan membuatnya terus berenergi. Sedangkan warna cat kamar tidur di tempat saya berwarna biru, yang akan memberikan ketenangan, ketentraman, dan rasa kantuk. Lambat laun insomnianya teratasi. Orang Intuiting yang terlalu banyak kalem, malas-malasan, dan kurang aktif bergerak, bisa menggunakan warna merah atau orange agar termotivasi untuk lebih aktif. Orang Feeling yang sering murung, dendam, banyak bicara dibanding aksi, bisa diterapi dengan warna kuning. Warna kuning adalah warna Insting, yang menurut teori sirkulasi STIFIn Insting menaklukkan Feeling. Orang Thinking yang terlalu tega, kurang toleransi dan peka, dan terlalu keras kepala, dapat diterapi dengan warna hijau yang merupakan warna Feeling, dimana Feeling menaklukkan Thinking.
Dalam warna baju misalnya, orang Thinking dapat menggunakan variasi tambahan warna merah untuk semakin memperkuat dirinya, sebab merah adalah warna Sensing, sementara Sensing mendukung Thinking dalam teori Sirkulasi STIFIn. Orang Sensing akan terlihat ‘padam’ kharismanya ketika menggunakan warna biru (meskipun itu warna kesukaannya), sebab biru adalah Intuiting. Sementara Intuiting menaklukkan Sensing. Orang Insting yang merasa terlalu peragu, dan kurang terarah, bisa menggunakan warna hitam untuk menguatkan prinsipnya. Warna hitam adalah warna Thinking, sementara Thinking mendukung Insting. Orang Feeling yang visioner (banyak maunya) tetapi lemah dalam soal konten, strategi, atau cara, dapat menggunakan warna biru untuk merangsang kreativitasnya, sebab biru adalah warna Intuiting, sementara Intuiting mendukung Feeling.
Penerapan yang lebih jauh dalam penggunaan warna dalam busana, akhirnya dapat dikaitkan dengan model busana. Sensing yang energik dan indrawi, akan lebih sesuai menggunakan model baju yang sporty, rapi, ataupun flamboyan. Tidak menggunakan pakaian yang dirasa terlalu membatasi ruang gerak atau mobilitasnya. Model busana tersebut akan semakin kuat jika didominasi warna merah dan keluarganya. Jika selama ini Anda Sensing yang kalem, kurang energik, dan tidak terlihat kuat ke-Sensing-annya, bisa jadi Anda kurang tepat menggunakan model busana sporty dan warna merah. Thinking yang kuat, maskulin, dan pandai, akan lebih sesuai menggunakan model baju yang formal (seperti kemeja atau baju berkancing) atau yang berwibawa (misal jaket kulit dan pakaian elegan), model chic (trendy, fashionable, terkesan cerdik dan istimewa, berwarna kuat tapi tidak mencolok –umumnya hitam, abu, putih–), ataupun model glamor. Model busana tersebut akan semakin kuat jika didominasi warna hitam dan keluarganya. Jika selama ini Anda Thinking yang terlihat ‘lemah’, kurang berkharisma, dan tidak terlihat ke-Thinking-annya, coba analisa model dan warna busana Anda. Intuiting yang intelek, berkelas, unik, dan menyukai kebebasan, akan lebih sesuai menggunakan model baju yang nyentrik, casual, classy, eksotis, ataupun arty (banyak unsur kreasi, seni, atau handmade). Model busana tersebut akan semakin kuat jika didominasi warna biru dan keluarganya. Feeling yang senang berinteraksi sosial, emosional, dan friendly, akan lebih sesuai menggunakan model baju yang bergaya romantic (biasanya mengandung corak bunga, hati, kain yang lembut, kancing, lipatan-lipatan, lekukannya lembut, dihiasi aksesoris atau saku sebagai hiasannya) atau bohemian (banyak tekstur atau corak yang eksotis). Model busana tersebut akan semakin kuat jika didominasi warna hijau dan keluarganya. Insting yang simpel, supel, banyak peran, membumi, dan menyukai keseimbangan, akan lebih sesuai menggunakan model baju bergaya klasik, bohemian, casual, atau flamboyan. Model busana tersebut akan semakin kuat jika didominasi warna kuning, coklat, atau putih. Bagi Anda yang muslimah dengan busana hijab, tetap perhatikan gaya berpakaian. Cukup sesuaikan aplikasi warna dan sedikit aksesoris jika mau, dan tetaplah berhijab dengan syar’i.
Saya bukanlah ahli desainer busana, tapi dengan memahami konsep STIFIn, saya dapat menemukan gambaran sederhana akan karakter busana setiap Mesin Kecerdasan. Itulah unik dan multi-angle-theory-nya STIFIn, bisa diterapkan di hampir segala aspek kehidupan kita. Jangan lupa juga aplikasikan konsep warna berbasis STIFIn di hal-hal lain seperti warna cat rumah, benda-benda kesayangan, dan lain sebagainya. Hal ini bukan Feng Shui, pseudoscience, atau teori astrologi. Warna sudah banyak kajian ilmiahnya dan sudah begitu luas dipergunakan di bidang kesehatan, psikologi, hingga desain interior. Dengan penggunaan warna dan model baju yang pas, secara psikologis akan meningkatkan pengaruh, karakter, atau jatidiri setiap Mesin Kecerdasan, menuju performa yang lebih baik, confident, dan tentunya gue bangeeet!
=====
ilustrasi gambar dari : www[dot]weizmann-usa[dot]org