Tukang atau Bos?
Sudah dibentangkan apa perbedaan menjadi bos dan menjadi tukang kebanyakan orang tetap meiliki tukang, tidak bisa dipaksa ini bagian dari hukum alam karena akan ada 80% perbedaan kelas ini memang tidak dapat direkayasa akan terus begitu.
Sama-sama dokter yang berkelas tukang mereka akan terus menekuni profesi dokter setinggi-tingginya hingga menjadi dokter spesialis dengan tarif termahal, namun mereka tidak mau atau tidakn mampu meiliki rumah sakit. Jika dokter tersebut berpikir untuk mendirikan rumah sakit dan memperbanyak rumah sakit dimana-mana maka dialah yang berkelas bos.
Banyak profensor tapi tidak punya perguruan tinggi sendiri. Banyak insinyur tapi tidak punya developer sendiri. Banyak trainer tapi tidak punya training center sendiri. Banyak perias tapi tidak punya salon sendiri nah inilah sederetan mereka yang meilih dan ditakdirkan menjadi tukang bahkan lebih merasa nyaman berada disitu.
Apakah susah menjadi bos? Tidak! Tidak susah ibaratnya hanya berpindah dari kolam yang dalam yang lebih banyak airnya. Jadi murni hanya masalah midset di depan plus belajar nyali menjadi bos. Kemudian jalani bisnis sebagai pengusaha cakepnya sama. Kerumitanya sama hasilnya yang berbeda jauh.
Bos tidak hadir di training-training atau seminar-seminar publik ia memilih kelas executive briefing atau kelas-kelas privat dengan senior- senior para bos yang sudah makan asam garam keterampilan bisnis tidak bisa diajarkan di kelas magang dan langsung yang dimentori akan mengasah feei bisnisnya.
Melalui kekuatan genetika anda menjadi lebih mudah bertransformasi pindah dari kelas tukang bos.
Referensi
Telaah bapak farid poniman, penemu STIFIn