Fathering Roles
Seorang ayah menjadi penentu arah bagi anak-anaknya. Visi besar anak diperlukan dari ayahnya. Sedang budi pekerti anak lebih menjadi perhatian ibunya.
Anak lelaki yang baligh sudah harus tertempa untuk mencari nafkah sendiri. Sejak baligh anak lelaki sudah bukan menjadi kewajiban orangtua menafkahinya. Hukum fiqihnya berubah dari wajib menjadi sunnah. Ini pertanda bahwa kewirausahaan harus digembleng lebih dini kepada anak lelaki. Karena perusahaan yang mempekerjakan anak dibawah umur. Jika tidak bisa melamar kerja, apalagi selain memulai bisnis sendiri agar mulai menjalankan tanggung jawab anak baru baligh untuk mencari nafkahnya sendiri.
Sedang anak perempuan menjadi tanggung jawab orangtua hingga pernikahannya. Tugas seorang ayah untuk menjadi tim sukses agar sang putri tercinta berhasil dilamar lelaki yang shaleh. Bukan hanya sekedar menunggu gawang untuk sekedar menyetujui sebagai perwakilan, namun harus proaktif mencaikan jodoh bagi putrinya.
Kedua tugas ayah tersebut akan menjadi lancar dan mudah jika ayahnya selama ini telah memasukkan rezeki yang halal kedalam perut anak-anaknya. Terutama memberi makanan agama agar menjadi anak-anak shaleh dan akan menjadi lebih terbantu jika sang ayah menguasai ilmu STIFIn. Bagaimana menggembleng kewirausahaan anak lelakinya dan bagaimana menata hati anak perempuannya agar menjadi bungga mekar yang indah mewangi. Mengetahui genetik anak-anaknya akan mempermudah proses penggemblengan tersebut.
Karena setiap ayah akan diminta pertanggung jawabannya akan kedua hal tersebut. Anak lelaki mengangggur dan anak perempuan menjadi perawan tua adalah cerminan kegagalan seorang ayah.
Referensi
Telaah bapak farid poniman, penemu STIFIn