Pasutri Bersinergi
Sangatlahberuntung jika suami mendapati istri yang bersedia menjadi surirumah. Dan mempercayakan urusan kasab (mencari nafkah) 100% kepada suaminya dengan penyatuan akan istri kepada suami maka sekarang suami sudah membawa dua pintu rezekipeluang mencari nafkah menjadi dua kali lipat. Bahkan bukan hanya pelipattgandaan rezeki juga ketenangan batin karena semua urusan rumah sudah tuntas ditangani istri sebagai surirumah nya.
Kerjasama komplementasi seperti itu lebih berpeluang menciptakan semara bandingkan dengan kerjasama subtitusi suami dan istri saling mandiri.masing-masing bekerja dan memiliki akun terpisah masing-masing kemudian disepakti menyetor untuk anggara rumah tangga. Akun mereka tidak dipersatukan, berjalan masing-masing terlihat sperti lebih prospektif.ada dua mesin uang yang bekerja.seperti lebih simpel. Namun sesungguhnya ini malah menimbulkan banyak kerumitan ketika mulai punya anak ketika ketidak percayaan hadir ketika mulai demanding ketika ingin berbagi masalah tentang pekerjaan masing-masing mulai ketika menghadapi masalah keluarga besar masing-masing ketika bicara kedalaman perasaan yang terganjal dan tentang intensitas nafkah batin yang terhalang.suasan persaingan tidak bisa dihindari lama kelamaan akan muncul. Apalagi jika penghasilan istri lebih besar dari suami.otomatis dalam rumah tangga tersebut mulai hadir variabel baru yang bernama harga diri. Perkara kecil bisa menjadi besar karena ditakar pakai kacamata harga diri sementara dalam keluarga komplementasi persoalan harga diri ini cenderung tidak ada karena suami menjadi qawwan (pemimp) bagi istri singkatanya pada rumah tangga subtitusi akan lebih sulit menghadirkan sinergi bersama. Kekuatan yang dipersatukan sehingga 1+1 akan lebih dari 3 ini tidak terjadi.
Keindahan keluarga komplementasi karena secara otomatis suami akan naik kaliber (maqam)nya memegang amanah yang besar terhadap isti anak-anaknya, tambah anak tambah besar tanggung jawabnya. Tapi secara otomatis akan bertambah pula pintu rezekinya. Ukuran mudahnya jika suami naik kaliber adalah ia punya kesadaran yang besar bahwa tamabahn penghasilannya sesungguhnya demi istri dan anak-anaknya. Dan konsep pasutri samara itu sesungguhnya jika istri menikmatai rezeki lebih banyak dari suami.dan suami berlapang dada dengan kebahagian istri yang lebih besar.karena yang disebut rezeki itu bukan uang di tangan melainkan uang yang menjadi makan,pakaian perhiasan,dan sumber kebahagiaan, lainnya sementara suamiynya hidup sederhana. Meski pegang uang banyak, namun tetap memberi ruang belanja yang lebih banyak untuk istri dan anak-anaknya itulah ciri suami.
Referensi
Telaah bapak farid poniman, penemu STIFIn