PENGARUH STIFIn (SENSING, THINGKING, INTUITING, FEELING) LEARNING GUIDANCE UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DI SMP RAJAWALI MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN
Abstract.
The study aims at examining
(1) the description of students’ learning interests before and after being given STIFIn learning technique,
(2) the description of the implementation of STIFIn learning guidance,
(3) whether the STIFIn learning guidance improve students’ learning interests.
The study employed quantitative approach with quasi experiment research. The samples were the students at SMP Katolik Rajawali Makassar in South Sulawesi province with the total of 22 students who were divided into two groups, namely experiment group and control group. Data were collected by employing learning interest scale with 30 question items. Data were analyzed using descriptive analysis, Wilcoxon match pairs test and gain score.
The results of the study reveal that
(1) the average score of learning interests in experiment group in pretest is 42.16% and the posttest is 61.94%; whereas, the average score in experiment group in pretest is 65.62% and the posttest is 67.58%
(2) the implementation of STIFIn learning guidance covers preparation stage, implementation stage, and evaluation stage, and
(3) the STIFIn technique (Sensing, Thinking, Intuiting. Feeling, Insting) learning guidance gives influence to improve students’ learning interests at SMPN Katolik Rajawali Makassar in South Sulawesi province. Keywords: STIFIn learning guidance, learning interests
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:
(1) untuk mengetahui gambaran minat belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan teknik STIFIn Learning,
(2) untuk mengetahui gambaran pelaksanaan teknik STIFIn Learning Guidance.
(3). untuk mengetahui teknik STIFIn Learning Guidance meningkatkan minat belajar siswa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis penelitian quasi eksperimen. Sampel penelitian ini adalah Siswa di SMP Rajawali Makassar Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 22 siswa terbagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu skala minat belajar sebanyak 30 item pernyataan. Teknik analasisi data menggunakanan analsis deskriptif, uji wilcoxon match pairs test dan gaing score.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:
(1) minat belajar pada kelompok eksperimen saat pretest rata 42,16% dan 61,94% saat posttest sedangkan pada kelompok kontrol saat pretest rata-rata 65,62% dan pada saat posttest 67,58%,
(2) pelaksanaan teknik STIFIn Learning Guidance meliputi tahap persipaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi dan
(3) teknik STIFIn (Sensing, Thingking, Intuiting, Feeling, Insting) Learning Guidance berpengaruh meningkatkan minat belajar siswa SMP Rajawali Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Kata kunci: STIFIn Learning Guidance, minat belajar
Pendahuluan
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai program yang sistematik dalam melaksanakan bimbingan, pengajaran, dan latihan kepada siswa agar mereka berkembang sesuai dengan potensinya.
Sekolah mempunyai andil yang sangat besar dalam mengarahkan dan membentuk siswa menjadi insan yang berkembang secara oprtimal, sebagaimana yang tertuang dalam Bab 1 Pasal 1 UU RI No. 20 tahun 2003 (Departemen Agama RI, 2007) bahwa melalui sekolah, siswa mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi kepribadian secara utuh, baik yang menyangkut aspek intelektual, emosional, moral, sosial, fisik, maupun aspek agama.
Sekolah tidak hanya berperan sebagai transformer ilmu pengetahuan, tetapi sekolah juga berperan dalam mengembangkan potensi diri siswa untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Kehadiran lembaga pendidikan beserta komponen sebagai sarana pendidikan tidak akan cukup untuk memfasilitasi tumbuh kebamag peserta didik.
Oleh sebab itu Peserta didik atau siswa diharapkan mampu terlibat aktif mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki. Salah satu hal yang paling penting yang sangat mendukung berhasilnya siswa dalam belajar yaitu bagaimana siswa membangkitkan semangat dan minat untuk belajar.
Namun ironisnya, berbagai permasalahan yang dialami peserta didik terkait dengan kegiatan belajarnya. Berdasarkan survey awal dan studi dokumen yang dilakukan peneliti pada tanggal 4-5 November 2016 di SMP Rajawali Kotamadya Makassar Provensi Sulawesi Selatan diketahui bahwa masih terdapat terdapat siswa yang sering bolos sekolah maupun jam pelajaran.
Permasalahan minat belajar siswa yang rendah di SMP Rajawali perlu dilakukan melalui metode yang menarik. Berbagai pendekatan belajar yang dikembangkan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa. Menurut Syah (2006), faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.
Penggunaan metode pengajaran tradisional tidak memberikan dampak positif terhadap minatbelajar dalam kelas reguler (Freeman, et al, 2014). Siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran yang aktif meyenangkan memiliki minat belajar yang tinggi (Ambarini, Rosyidi & Ariyanto, 2013; Gani, 2015).
Pendapat tersebut menegaskan bahwa proses pembelajaran siswa membutuhkan strategi yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. Salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam proses pembelajaran yaitu STIFIn Learning yang dikembang oleh Farid Poniman. STIFIn. Badaruzaman (2013:71), mmengatakan bahwa STIFIn Learning adalah sebuah teknik belajar yang bertujuan menjadikan iii aktivitas belajar menjadi lebih mudah dan nyaman, sekaligus memberikan hasil belajar yang lebih maksimal sesuai dengan bakat alami.
Pendekatan yang sederhana, akurat dan aplikatif dapat menggunakan teknik STIFIn Learning yang memaksimalkan bakat alamiah atau cara belajar sesuai dengan mesin kecerdasan dan kepribadian. Hasil penelitian Mundiri & Zahra (2017: 201) menunjukkan bahwa metode STIFIn sangat membantu santri menghafal alQur’an dengan lebih mudah dan nyaman, karena menyesuaikan metode dengan potensi genetik masing-masing.
STIFIn digunakan untuk mengetahui dominasi kecerdasan mesin agar siswa lebih nyaman dalam proses pembelajaran yang diharapkan bisa meningkatkan daya matematis (Rafianti & Pujiastuti, 2017).
Pendapat terebut menunjukkan bahwa teknik STIFIn Learning merupakan metode pembelajaran yang menarik dan menyenangkan mampu memberi kemudahan bagi siswa dalam belajar. Beberapa penelitian tersebut menegaskan bahwa minat belajar sangat menetukan proses kegiatan belajar siswa. Minat belajar siswa sangat dipengaruhi oleh strategi pembelajaran yang dilakukan pendidik di kelas.
Dalam penelitian ini akan fokus mengkaji penggunaan teknik STIFIn Learning dalam meningkatkan minta belajar siswa. Dengan demikian, pertanyaan penelitian ini adalah apakah teknik STIFIn Learning Guidance berpengaruh terhadap peningkatan minat belajar siswa SMP Rajawali Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Metode Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan kuantitatif jenis quasi eksperimental dengan PretestPosttest Control Group Design. Penelitian ini terdiri dua variabel yaitu STIFIn learning guidance sebagai variabel bebas (independen) dan minat belajar sebagai variabel terikat (dependent).
Populasi dalam penelitian ini sebanyak 88 siswa dan sampel yang digunakan 22 siswa dengan menggunakan teknik simple random sampling. Sampel dibagi menjadi dua yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan beripa teknik STIFIn Learning dan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala yang berisi 30 item pernyataan terkait minat belajar siswa dengan skala penilaian 1-4. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis uji wilcoxon Signed Ranks Test (Z) dengan taraf kesalahan ditetapkan sebesar 0,05%.
Hasil Penelitian
Kelompok Ekserimen Untuk mengetahui kecendrungan minat belajar siswa SMP Rajawali Makassar pada kelompok eksperimen dan kontrol digunakan skor rerata ideal sebagai perbandingan. yang diadopsi dari Saefuddin Azwar (2014: 147). Berikut ini merupakan klasifikasi kecendrungan minat belajar sebagai berikut.
1. bahwa terdapat 10 siswa yang memiliki kecendrungan minat belajar rendah dan 1 siswa yang memiliki kecendrungan minat belajar berkategori 1 tinggi.
2. bahwa terdapat 9 siswa yang memiliki minat belajar berkategori tinggi dan 2 siswa yang memiliki minat belajar berkategori sangat tinggi.
3. bahwa terdapat 9 siswa yang memiliki minat belajar berkategori rendah dan 2 siswa yang memiliki minat belajar berkategori tinggi.
4. bahwa terdapat 5 siswa yang memiliki minat belajar berkategori rendah dan 6 siswa yang memiliki minat belajar berkategori tinggi.
Adapaun desain treatmen STIFIn Learning Guidance yang digunakan pada kelompok eksperimen meliputi tahap persipaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi,
sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberi perlakuan namun tetap mendapat layanan bimbingan dan konseling yang ada di SMP 0 5 10 15 sangat rendah rendah tinggi sangat tinggi Kecendrungan minat belajar siswadi SMP Rajawali Makassar jumlah 0 5 1 0 sangat rendah rendah tinggi sangat tinggi Kecendrungan minat belajar siswadi SMP Rajawali Makassar jumlah 0 2 4 6 8 10 sangat rendah rendah tinggi sangat tinggi Kecendrungan minat belajar siswadi SMP Rajawali Makassar jumlah 0 5 1 0 sangat rendah rendah tinggi sangat tinggi Kecendrungan kecendrungan minat belajar siswadi SMP Rajawali Makassar jumlah v Rajawali Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok eksperimen, nilai nilai Z hitung lebih besar dari nilai Z tabel yaitu 2,914 > 2,262 dan nilai signikasi hitung lebih kecil dari taraf kesalahan 5% yaitu 0,003< 0,05.
Hasil analisis pada kelompok kontrol menujukkan bahwa nilai Z tabel yaitu 1,646 < 2,262 dan nilai signifikasi hitung lebih besar dari taraf kesalahan 5% yaitu 0,100 > 0,05. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa teknik STIFIn learning berpengaruh meningkatkan minat belajar siswa kelas VII di SMP Rajawali Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Pembahasan
Minat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam kelancaran proses belajar mengajar. Minat belajar dalam adalah ketertarikan dan keinginan besar untuk berhasil dalam proses belajar yang ditandai dengan perasaan senang, kesadaran serta memberikan perhatian yang besar dalam aktivitas belajar.
Syah (2006) lebih spesifik medefinisikan minat belajar sebagai kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu yang ingin dicapai. Siswa yang mempunyai minat belajar tinggi dalam proses pembelajaran dapat menunjang proses belajar mengajar untuk semakin baik, begitupun sebaliknya minat belajar siswa yang rendah maka kualitas pembelajaran akan menurun dan akan berpengaruh pada hasil belajar.
Minat belajar siswa dapat diketahui dari pernyataan senang atau tidak senang maupun suka atau tidak suka terhadap suatu objek tertentu, tetapi dapat juga ditunjukkan melalui partisipasi aktif dalam suatu kegiatan belajar. Siswa yang memiliki minat terhadap belajar cenderung memberikan perhatian yang lebih besar dan bersungguhsungguh.
Minat dapat disebut sebagai faktor kunci/ penggerak yang mendorong siswa untuk memberikan perhatian serta terlibat hadir dalam berbagai kegiatan, sehingga adanya minat diharapkan siswa dapat berkonsentrasi dalam berbagai aktivitas belajar. Berbagai upaya yang harus dilakukan mengingat pentinganya minat belajar bagi siswa.
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat belajar siswa yaitu melalui teknik STIFIn Learning. Badaruzaman (2013:71), mmengtakan bahwa STIFIn Learning adalah sebuah teknik belajar yang bertujuan menjadikan aktivitas belajar menjadi lebih mudah dan nyaman, sekaligus memberikan hasil belajar yang lebih maksimal sesuai dengan bakat alami.
Pendekatan yang sederhana, akurat dan aplikatif dapat menggunakan teknik STIFIn Learning yang
memaksimalkan bakat alamiah atau cara belajar sesuai dengan mesin kecerdasan dan kepribadian. Hasil penelitian Mundiri & Zahra (2017: 201) menunjukkan bahwa metode STIFIn sangat membantu santri menghafal al-Qur’an dengan lebih mudah dan nyaman, karena menyesuaikan metode dengan potensi genetik masing-masing.
Hasil penelitian yang dilakukan di SMP Rajawali Makassar Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan bahwa teknik STIFIn learning berpengaruh meningkatkan minat belajar siswa. Wilcoxon match pairs test yang menunjukkan nilai Z hitung lebih kecil dari nilai Z tabel yaitu 1,646 < 2,262 dan nilai signikasi hitung lebih besar dari taraf kesalahan 5% yaitu 0,100 > 0,05.
Hasil uji Wilcoxon match pairs test diperkuat hasil analisis gaing score yang menunjukkan bahwa terdapat 4 siswa yang memiliki peningkatan minat belajar yang berkategori tinggi dan 7 siswa yang memiliki peningkatan minat belajar yang berkategori sedang setelah mendapakan teknik STIFIn learnin. Rata-rata skor minat belajar yang dimiliki siswa SMP Rajawali Makassar pada saat pretest yaitu 42,16%. Selanjutnya, rata-rata skor minat belajar yang dimiliki siswa SMP Rajawali Makassar pada saat saat posttest mengalami peningkatan menjadi 61,94%.
Hasil lain dari penelitian ini menunjukanan bahwa siswa di SMP Rajawali Makassar Provinsi Sulawesi Selatan yang tidak mendapat Teknik STIFIn learning menunjukkan tidak terdapat perubahan signifikan pada minat belajarnya. Wilcoxon match pairs test menunujukkan bahwa nilai Z hitung lebih kecil dari nilai Z tabel yaitu 1,646 < 2,262 dan nilai signikasi hitung lebih besar dari taraf kesalahan 5% yaitu 0,100 > 0,05.
Hasil uji Wilcoxon match pairs test diperkuat hasil analisis gaing score yang menunjukkan bahwa tidak terdapat siswa yang memiliki peningkatan minat belajar. Rata-rata skor minat belaja yang dimiliki siswa SMP Rajawali Makassar pada saat pretest yaitu 65,62%. Selanjutnya, rata-rata skor minat belajar yang dimiliki siswa SMP Rajawali Makassar pada saat saat pengukuran kedua mengalami peningkatan menjadi 67,58%.
Hasil lain dari analisis tersebut menunjukkan bahwa gain score yang pada kelompok eksperimen sebesar 0,1 dengan kategori rendah. Hasil analisis gaing score menegaskan bahwa siswa siswa kelas SMP Rajawali yang tidak mendapat perlakuan berupa teknik STIFIn learning tidak mengalami peningkatan minat belajar secara signifikan.
Hasil penelitian ini didukung oleh Nistiningtyas (2013) yang menyatakan bahwa hasil tes STIFIn di kelas VIII SMP IT Al- Amri Probolinggo mampu mengindetifikasi tujuh tipe kecerdasan yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar. Teknik STIFIn learning mampu memberikan kenyaman, kemudahan bagi siswa dalam proses pembelajaran.