Testimoni Promotor STIFIn
Dhey Siregar STIFIn STUDIO Inc.:
Wiwik Promotor Medan:
bak, aku juga nggak ngerti kenapa tiba-tiba nge-chat Mbak.”
Allah… meleleh-leleh hati saya.
Hal-hal sepeti ini adalah karunia bagi saya. Ketika saya bergelut dengan tantangan hidup saya sendiri, Allah hadirkan orang-orang dengan tantangannya dan itu justru membuat saya kuat. Saya bahagia. Bahwa saya ada. Bahwa saya diperlukan oleh kehidupan ini. Bahwa saya memiliki peran.
Awalnya saya mati-matian menekan perasaan GR. Saya tak ingin besar kepala dengan merasa terlalu dianggap perlu oleh orang lain. Namun STIFIn membuat saya mengerti, membuat saya paham akan perasaan-perasaan yang mungkin aneh bagi orang lain. Bahwa saya seorang Feeling ekstrovert yang cenderung menjadi teman curhat paling hangat, yah, itu saya banget.
Akhirnya saya tes semua anak.
Dan hasil tes STIFIn serupa pintu gerbang yang terbuka dan memperlihatkan jawaban dari sejuta pertanyaan. Tentang mengapa anak sulung selalu meminta saya untuk membuat sesuatu agar bisa dia bawa ke sekolah dan dijual. Tentang kenapa dia begitu memperhatikan fisiknya, yang sebelumnya saya terheran-heran bagaimana anak SD bisa punya ide untuk memutihkan kulit wajah dengan jeruk nipis yang dicampur entah apa.
Juga tentang anak kedua –si anak Ti- yang pada akhirnya sering bertanya, “Kita ini mau pergi kemana, apa gunanya? Bukannya lebih baik di rumah saja bermain game?”
Lantas tentang mengapa anak ketiga yang baru empat tahun dan dia senang sekali menggombali saya. Mengatakan saya lebih cantik dari Nisa Sabyan. Mengatakan perasaaannya ada yang kurang lantas meminta saya berjongkok dan dia membisikkan, “Mama cantik, adek sayang Mama.”
Semua, semua seolah menemukan jawabannya setelah STIFIn. Juga tentang kenapa si manusia langit yang banyak ide aneh-aneh itu begitu menjengkelkannya. Akhirnya saya mengerti, saya paham, dan saya bisa menerima segala hal dengan sabar secara bulat.
Ilmu dari WSL 1 dan WSLP serupa cakrawala luas yang setiap sudutnya membuat saya takjub dan bersyukur. Sirkulasi segilima STIFIn membuat saya mudah memahami banyak hal. Mengapa saya dulunya sering merasa ingin mengambil alih nahkoda bahtera RT dari beliau si Intuiting yang keseringan ngetem di langit itu. Terjawab sudah.
Dan bersyukurnya, beliau yang dulunya jarang sekali mendukung saya, sekarang sungguh-sungguh mendukung saya.
“Kan, genetiknya I kudu mendukung F, Ma.”
Yah, walaupun rada-rada geli karena belum terbiasa, ya. Alhamdulillah, hidup saya lengkap setelah STIFIn. Bersabar secara bulat, bersyukur secara penuh. Ini hidup yang gue banget. STIFIn emang gue banget. InsyaAllah.
Terimakasih, STIFIn…